Minggu, 25 Desember 2011

Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pada Pasien Menarik Diri


ABSTRAK
Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Pada Pasien Menarik Diri Di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang kabupaten Malang. Syaironi As’ad (2011) Karya Tulis Ilmiah Deskriptif, Program DIII Studi Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kemenkes Malang. Pembimbing (utama) : Albertus Setijono, SST. MPd Pembimbing (pendamping) : Abdul Hanan, S.Kep.Ns, M.Kes
                                                                                                                     

Kata kunci : komunikasi Terapeutik, Perawat, Menarik Diri.

WHO melaporkan bahwa penduduk Indonesia 2-3% pada usia 45-90 tahun banyak mengalami gangguan jiwa menarik diri dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit. Pada klien menarik diri, komunikasi antara perawat dengan klien mengalami banyak hambatan, hal ini disebabkan klien dengan menarik diri cenderung menghindari untuk berinteraksi dan hubungan dengan orang lain, sehingga klien sangat pasif, disinilah letak peran perawat untuk melakukan komunikasi terapeutik antara hubungan perawat-klien. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien menarik diri. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Responden sebanyak 11 responden terdiri dari perawat yang bekerja di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, diambil dengan teknik sampling jenuh pengambilan data menggunakan kuisioner, setelah data terkumpul dianalisa menggunakan analisa diskriptif. Hasil penelitian pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien menarik diri pada fase pra interaksi 72,72%, fase kerja 63,63%, fase terminasi 45,46% berkriteria baik, namun pada fase perkenalan atau orientasi 54,54% mengalami penurunan kriteria yakni cukup baik, sedangkan pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pasien menarik diri 63,63% berkriteria baik. Perlu dipertahankan dan ditingkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien gangguan jiwa dengan melalui program-program pendidikan dan pelatihan bagi perawat, untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih komplek tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik dan melakukan pengkajian yang lebih mendetail pada faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik dalan praktik keperawatan sehingga memperoleh data yang lebih akurat terutama tentang komunikasi terapeutik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar